DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B.
Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Belajar dan Tujuan Belajar
B.
Jenis-Jenis Masalah Belajar dan Identifikasi Peserta Didik yang Diperkirakan
Mengalami Masalah Belajar
C. Faktor
Terjadinya Masalah Belajar dan Upaya Membantu Peserta Didik Dalam Mengatasi
Masalah Belajar
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan perkem bangan zaman yang
semakin modern dan dengan munculnya berbagai macam alat teknologi
canggih,seperti sekarang ini. Belum lagi dengan adanya berbagai macam bimbingan
belajar memerlukan pemahaman dan kesadaran adanya hal tersebut. Dengan ini
perlu adanya sebuah pemahaman, pemikiran yang menumbuhkan kesadaran pada
peserta didik di SD/MI yang harus dilakukan oleh seorang guru karena betapa
pentingnya kesadaran akan kemajuan zaman dan berbagai macam kegiatan disekitar
lingkungan peserta didik yang nantinya akan memicu pada sebuah kemampuan yang
dimiliki paling tidak menjadi sebuah cita dari peserta didik. Pemikiran inilah
menjadi latar belakang betapa pentingnya seorang guru mampu memahami dari
bimbingan belajar yang kemudian dapat dijadikan sebuah transformasi kepada peserta
didik di SD/MI untuk memunculkan kesadaran akan pentingnya hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1.
Pengertian belajar dan tujuan belajar
2. Jenis-jenis
masalah belajar dan identifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami
masalah belajar
3. Faktor
terjadinya masalah belajar dan upaya membantu peserta didik dalam mengatasi
masalah belajar
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengertian belajar dan tujuan belajar
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis masalah belajar dan identifikasi peserta didik yang
diperkirakan mengalami masalah belajar
3. Untuk
mengetahui faktor terjadinya masalah belajar dan upaya membantu peserta didik
dalam mengatasi masalah belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BELAJAR DAN TUJUAN
BELAJAR
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku
individu. Nana Syaodih Sukmadinata menyebutkan bahwa sebagian terbesar
perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Lantas, apa
sesungguhnya belajar itu ?
Di bawah
ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli :
a. Moh. Surya belajar dapat diartikan sebagai suatu
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Witherington belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.
c. Crow & Crow belajar adalah diperolehnya
kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.
d. Hilgard belajar adalah proses dimana suatu
perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap
sesuatu situasi.
e. Di Vesta dan Thompson belajar adalah perubahan
perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.
f. Gage & Berliner belajar adalah suatu proses
perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman.
g. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto
yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri.
Dari beberapa pendapat diatas dapat
dapat disimpulkan tentang pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang bsru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu untuk sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan. Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat dari
penguasaan pola-pola respons terhadap lingkungan disekitarnya, yang berupa
ketrampilan-ketrampilan, sikap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman, dan
apresiasi.secara komprehensif belajar mempunyai pengertian usaha untuk
memperoleh perubahan tingkah laku. perubahan yang terjadi dalam preses ini
adlah sifatnya, karena tidak setiap perubahan yang dialami oleh anak didik
diartikan sebagai belajar.
2. Tujuan Belajar
Mengatasi masalah-masalah yang
dialami pada proses belajar peserta didik sehingga setelah proses perubahan
belajar mereka mengalami pencapaian hasil belajar yang optimal, sesuai dengan
bakat dan minat yang dimiliki. Disini tugas guru membantu peserta didik untuk
mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang
baik. Adapun tujuan dari bimbingan belajar di SD/MI adalah.
a. Pengembangan
sikap dan kebiasaan yang baik, terutama dalam mengerjakan tugas dalam
ketrampilan serta dalam bersikap terhadap guru.
B . Menumbuhkan disiplin belajar dan terlatih, baik
secara mandiri atau kelompok.
c. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi
fisik, sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk
pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan pengembangan pribadi.
Secara oprasional,bimbingan belajar
di SD/MI menggunakan proses pembelajaran secara keseluruhan. Jadi dengan
demikiandi samping peran dan fungsi sebagai guru serta tanggung jawab guru
sebagai pengajar dan kepedulian guru terhadap peserta didik merupakan hal yang
penting sebagai dasar penentuan pemberian jenis-jenis pelayanan bimbingan
belajar, jadi seorang guru harus dituntut agar member pelayanan peserta didik
baik individu atau perorangan, disamping itu juga guru harus memperhatikan
kelompok kelas secara keseluruhan.
B.
JENIS-JENIS MASALAH BELAJAR DAN IDENTIFIKASI PESERTA DIDIK YANG DIPERKIRAKAN
MENGALAMI MASALAH BELAJAR
1. Jenis-Jenis Masalah Belajar
Masalah belajar adalah suatu kondisi
tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan
yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya
dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat
menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
Dari pengertian masalah belajar di
atas maka jenis-jenis masalah belajar di Sekolah Dasar dapat dikelompokkan
kepada murid-murid yang mengalami:
a) Keterlambatan akademik, yaitu keadaan murid yang
diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat
memanfaatkan secara optimal.
b) Kecepatan dalam belajar, yaitu keadaan murid
yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memilki IQ 130 atau lebih,
tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untukmemenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
c) Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid
yang memilki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk
mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
d) Kurang motivasi belajar, yaitu keadaan murid
yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan
malas.
e) Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar,
yaitu kondisi murid yang kegiatannya tau perbuatan belajarnya sehari-hari
antagonistik dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur
waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan
sebagainya.
f) Sering tidak sekolah, yaitu murid-murid yang
sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama
sehingga kehilangan sebagian besar kegiatan belajarnya.
Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dedi Supriyadi, mengungkapkan bahwa masalah-masalah yang dialami
peserta didik SD. sejumlah 50 item atau jenis masalah, terdapat sepuluh masalah
utama yang dihadapi oleh peserta didik. Diantara sepuluh masalah tersebut
adalah ingin mengetahui tentang sekolah lebih lanjut, takut berbicara didepan
kelas, khawatir tidak naik kelas, mengalami kesulitan berhitung, malu, sering
diejek, teman-teman banyak yang iseng, sakit-sakitan, memerlukan bantuan dalam belajar,
termasuk anak kurang pandai.
2. Identifikasi yang Diperkirakan
Mengalami Masalah Peserta Didik Belajar
Dilakukan dengan malalui tiga tes
diantaranya, yang pertama tes hasil belajar, alat yang disususn untuk
mengungkapkan kapan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan-tujuan
pengajaran yang ditetapkan sebelumnya. Dikatakan telah mencapai tujuan apabila
telah menguasai materi yang yang berhubungan dengan pengajaran yang telah
ditetapkan. Kedua tes kemampuan dasar setiap peserta didik mempunyai kemampuan
yang berbeda, tingkat kemampuan biasanya diukur dengan tes kecerdasan yang
sudah baku. ketiga tes sikap dan kebiasaan merupakan salah satu factor yang
sangat penting dalam belajar karenaditentukan oleh sikap atau kebiasaan peserta
didik dalam belajar.
C.
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MASALAH BELAJAR DAN UPAYA MEMBANTU PESERTA DIDIK
DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR
1. Faktor Penyebab Terjadinya
Masalah Belajar
Pada garis besarnya faktor-faktor
timbulnya masalah belajar pada murid dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori,
yaitu:
a. Faktor-faktor internal
(faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri), antara lain:
1. Gangguan secara fisik, seperti kurang
berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indera, cacat
tubuh, serta penyakit menahun.
2. Ketidakseimbangan mental (adanya gangguan dalam
fungsi mental), seperti menampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf
kecerdasan cenderung kurang.
3. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman,
kurang bisa menyusuaikan diri (maladjusment), tercekam rasa takut, benci dan
antipati, serta ketidak matangan emosi.
4. Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan
sikap yang salah, sperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah
malas dalam belajar, dansering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
b. Faktor-faktor eksternal
(faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu), yaitu berasal dari:
1.
Sekolah, antara lain:
a) Sifat
kurikulum yang kurang fleksibel
b)
Terlalu berat beban belajar (murid) dan untuk mengajar (guru)
c) Metode
mengajar yang kurang memadai
d)
Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.
2.
Keluarga (rumah), antara lain:
a)
Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis
b) Sikap
orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya
c)
Keadaan ekonomi.
2. Upaya Membantu Peserta Didik
Mengatasi Masalah Belajar
Ada lima upaya untuk mengatasi
masalah belajar peserta didik diantaranya adalah :
a.
Pengajaran perbaikan
b.
Kegiatan pengayaan
c.
Peningkatan motivasi belajar
d.
Peningkatan keterampilan belajar
e. Pengembangan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Sedangkan secara sistematis,
langkah-langkah yang perlu diambil dalam usaha untuk membantu mengatasi masah
belajar peserta didik:
a. Memanggil dan menerima anak yang bermasalah
dengan penuh kasih saying
b. Dengan
wawancara yang dialogis diusahakan dapat ditemukan sebab-sebab utama
c. Memahami keberadaan anak dengan sedalam-dalamnya
d. Menunjukkan cara penyelasaian masalah yang tepat
untuk di renungkan oleh anak kemudian
untuk dikerjakannya.
e. Menemukan segi-segi kelebihan anak agar
kelebihan itu diaktualisisr guru megatasi kekurangannya
f. Menanamkan nilai-nilai spritual yang benar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengertian belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku
yang bsru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu untuk
sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Perubahan-perubahan tersebut
dapat dilihat dari penguasaan pola-pola respons terhadap lingkungan
disekitarnya, yang berupa ketrampilan-ketrampilan, sikap, kecakapan,
pengetahuan, pengalaman, dan apresiasi. Secara komprehensif belajar mempunyai
pengertian usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku. Perubahan yang
terjadi dalam preses ini adalah sifatnya, karena tidak setiap perubahan yang
dialami oleh anak didik diartikan sebagai belajar. Pemahaman tentang bimbingan
belajar sangat penting untuk difahamkan kepada peserta didik, sesuai dengan
tujuan dan jenis-jenis masalah belajar, pengidentifikasi peserta didik yang
mengalami masalah belajar serta faktor penyebab terjadinya masalah belajar dan
upaya membantu permasalahan tersebut.
B. Saran
Untuk memperluas wawasan pengetahuan
mengenai alternatif-alternatif kiat pemecahan masalah kesulitan belajar siswa,
guru sangat danjurkan mempelajari buku-buku khusus mengenai bimbingan dan
konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Budiamin,
Amin dan Setiawati. 2009. Bimbingan Konseling. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.
Prayetno
dan Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Rineka
Juntika,
Achmad. 2009. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung.
Aditama