BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah proses merasakan
dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan
menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubahnya dan mengujinya lagi sampai
pada akhirnya menyampaikan hasilnya. Dengan adanya kreativitas yang
diimpelmentasikan dalam sistem pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan
dapat menemukan ide-ide yang berbeda dalam memecahkan masalah yang dihadapi
sehinggaide-ide kaya yang progresif dan divergen pada nantinya dapat bersaing
dalam kompetisi global yang selalu berubah.
Kreatifitas
membutuhkan adanya dorongan dari dalam individu (motivasi intristik) maupun
dorongan dari ingkungan (motivasi ekstrinsik).
1. Motivasi untuk Kreativitas
Dorongan ada pada setiap individu
dan bersifat universal ada dalam diri individu itu sendiri namun membutuhkan
kondisi yang tepat untuk diekspresikan.
2. Kondisi Ekstrenal yang Mendorong
Perilaku Kreatif
Menurut Rogers, “penciptaan kondisi
keamanan psikologis dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas
yang konstruktif”.
B. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas
Anak Remaja
Dalam mengembangkan kreativitas ada
beberapa hal yang harus diperhatikan. Antara lain:
1. Menghargai eksistensi remaja
2. Eksistensi siswa dalam kehidupannya
3.
Pada pembelajaran tingkat SMP siswa lebih membutuhkan pembelajaran
pendidikan Akademik tetapi tidak meninggalkan pada pendidikan karakter itu
sendiri. Dalam hal ini guru dapat mengajarkan kepada siswa pembelajaran
komprehensif yaitu mengenai pengembangan keterampilan hidup. Ada beberapa
keterampilan yang diperlukan supaya peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai
yang dianut sehingga berprilaku konstruktif dan bermoral dalam masyarakat,
keterampilan, tersebut antara lain berpikir kritis, berkomunikasi secara jelas,
menyimak,bertindak asertif, dan menemukan resolusi konflik dapat disebutkan
secara ringkas sebagai keterampilan akademik dan keterampilan sosial.
Amabile mengemukakan bahwa,
“Keberhasilan dalam perwujudan kreativitas ditentukan oleh tiga faktor yang
saling terkait, dan titik pertemuan antara ketiga faktor inilah yang menentukan
keunggulan kreatif, yaitu keterampilan dalam bidang tertentu, keterampilan
berpikir, dan bekerja kreatif, dan motivasi intrinsic”.
Penelitian Dacey (1989)
membandingkan karakteristik keluarga yang anak remajanya sangat kreatif, dengan
keluarga yang anak remajanya biasa saja. Hasil penelitian ini menunjukan peran
besar dari lingkungan keluarga; dalam keluarga dengan remaja kreatif, tidak
banyak aturan diberlakukan dalam keluarga dibandingkan keluarga yang biasa.
Banyak diantara remaja yang kreatif pernah mengalami masa kritis atau trauma
dalam hidup mereka. Orang tua mengukur tanda-tanda kekreatifan anak sudah pada
usia dini, dan mereka mendorong dan member banyak kesempatan untuk
mengembangkan bakat anak. Banyak dari orangtua keluarga kreatif mempunyai hobi
yang dikembangkan disamping karier mereka. Orangtua dan anak dari keluarga
kreatif sama-sama berpendapat bahwa pernah sekolah tidak penting dalam
pengembangan kreativitas anak. Tetapi remaja kreatif cenderung untuk bekerja
lebih keras daripada teman sekolah mereka. Agaknya dominasi dari belahan otak
kanan (yang diasumsikan dengan fungsi kreatif) lebih kuat pada kelompok remaja
yang kreatif.
Pada dasarnya penyesuaian diri
memiliki dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Untuk
lebih jelasnya kedua aspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan
individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang
harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari siapa
dirinya sebenarmya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak
obyektif sesuai dengan kondisi dirinya sendiri. Keberhasilan penyesuaian
pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau
tanggungjawab, dongkol, kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya.
Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan
yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan
keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
2. Penyesuaian Sosial
Setiap individu di dalam masyarakat.
Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lai
silih berganti. Dari proses tersebut timbul sebuah proses kebudayaan dan
tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan , hukum, adat dan nilai-nilai yang
mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup
sehari-hari. Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan
proses penyesuaian sosial.
Dalam pengembangan bakat dan
kreativitas haruslah bertolak dari karakteristik keberbakatan dan juga
kreativitas yang perlu di optimalkan pada peserta didik yang meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotor.
Motivasi internal ditumbuhkan dengan
memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta menciptakan ikli yang
menjamin kebebasan psikologis untuk kreatif peserta didik dilingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, F. 2009. Pengembangan
Kretivitas Anak dan Remaja. Tersedia: http://www.google.co.id/gwt/x?q=makalah+pengembangan+bakat+dan+kreativitas+remaja&ei=QzD9TvD0PJSBrQev1gE&ved=)CAkQFjAC&hl=id&source=m&rd=1&u=http://garudapendidikan.blogspot.com/2010/01/pengembangan-kreativitas-anak-dan.
0 komentar:
Posting Komentar